Posted in Present

Sebuah Tulisan Throwback Trip Ke Australia, Tandanya Lagi Butuh Liburan ?

Australia oh Australia..

Dulu kalau lagi ngomongin Australia, kadang selalu keinget hal yang bikin nyesek, yaitu pernah dapet surat cinta dari Kedutaan Australia, yang isinya “Maaf, aplikasi visa Australia Anda ditolak.” Dan otomatis membuat rencana jalan-jalan ke Sydney satu dekade yang lalu itu pun menjadi gagal total. Tentu saja awalnya berat terima kenyataan pahit tersebut, tapi saya selalu berusaha meyakinkan diri bahwa suatu saat nanti saya pasti akan ke sana. — walaupun sejak saat itu saya selalu auto nge-skip terus tiap dapat info promo tiket ke Australia. Trauma coyy 😀

Hingga akhirnya 6 tahun kemudian, seorang teman datang memberikan bewara sangat amat penting: Coldplay bakal manggung di 3 kota di Australia: Brisbane – Melbourne – Sydney! — fyi, ini sebelum mereka mengumumkan jadwal konsernya di Asia — Sebagai fans Coldplay garis keras, kami  merasa tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Saking excitednya, gak pake waktu lama kami pun langsung memantapkan rencana untuk menonton Konser A Head Full of Dream di Sydney.

Karena gak mau tragedi surat cinta dari Kedutaan Australia terulang kembali, untuk yang kali ini saya  menyiapkan semua dokumen yang dibutuhkan untuk apply Visa dengan sangat ekstra seksama: mulai dari pas foto terbaru, KK, Paspor, KTP, surat keterangan kerja, bukti keuangan ( + surat referensi dari bank ), tiket pesawat, bukti booking penginapan dan… tiket Coldplay. Singkat cerita: sebulan sebelum jadwal konser Coldplay di Sydney, saya sudah mengantongi Visa Australia : Multiple Entry untuk 3 tahun pula! Syukur Alhamdulillah 🙂

NB: Kami seharusnya pergi bertiga, tapi 1 orang teman gagal berangkat karena aplikasi Visa Australia-nya ditolak. Hiks! 😦

5 hari 4 Malam di Sydney: Ngapain dan Ke Mana Aja?

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Kami berangkat dari Bandara Soekarno Hatta jam 7 malam, dan tiba di Sydney jam 6 pagi keesokan harinya dengan menggunakan Qantas Airways. Senangnya adalah: beberapa baris kursi berdekatan di sekitaran kami, diisi oleh orang-orang Indonesia yang akan menonton Coldplay juga, dan lucunya lagi ternyata kebanyakan dari mereka menginap di hostel yang sama dengan kami berdua! Dari sejam pertama sejak ketibaan kami di Bandara Kingsford Smith, kami semua sudah saling akrab, apalagi ditambah dengan banyaknya kebetulan-kebetulan lainnya yang membuat kami yakin bahwa dunia itu sesungguhnya sempit, karena ternyata setelah ngobrol ngalor-ngidul, ada beberapa orang yang ber-mutual-an dengan teman kami, bahkan ada juga yang merupakan teman SMP-nya kakak saya. 😀

Karena sewaktu kami ke Sydney itu di pertengahan bulan Desember, maka seharusnya lagi masuk summer season nih. Jadinya bawaan baju gak sampe ribet yang kudu bawa coat tebal segala. Tapi siang yang panas mentereng bisa juga berganti dingin berangin hingga turun hujan juga. Sungguh random. Namun kalau kamu terbiasa rutin cek aplikasi cuaca di HP, bisa antisipasi lebih awal sih untuk planning aktivitas harian berikut outfit yang akan digunakan, karena somehow tingkat akurasinya bisa diandalkan lho.. baca terus ya karena nanti bakal tau sendiri ceritanya gimana 😀

Pemandangan dari Bounce Hostel

Bounce, nama hostel tempat kami menginap berlokasi di distrik bisnis Surry Hills, sangat strategis karena berseberangan persis dengan Central Station, stasiun kereta terbesar di Sydney, melayani hampir semua jalur pada jaringan Bus dan CityRail, dan merupakan pusat terminal untuk kereta antarkota dan antar-negara bagian. (tapi sayang sekali ternyata  hostel ini sekarang sudah berpindah lokasi karena gedungnya sudah dihancurkan untuk keperluan penataan infrastruktur Central Station) Padahal secara lokasi, area hostel tersebut juga dikelilingi oleh banyak kedai kopi, bakery dan cafe yang populer di Sydney. Oiya, entah kenapa tapi kalau diperhatiin rata-rata cafe di Sydney itu tutup jam 5 atau jam 6 sore ( tapi ada juga hari tertentu yang buka sampai jam 9 malam). So kalau kamu tipe orang yang suka tiba-tiba laper di malam hari, sebaiknya sudah membekali amunisi makanan sedini mungkin ya. Andai saja ada ojol food di Sydney.

Makan Apa Aja?

Di pagi pertama di Sydney kami mencoba sarapan ala Sydneysiders di Bourke Street Bakery. Croissant sandwich-nya lembut dan gak gampang bala — bahasa sunda, yang artinya “tidak bersih/ kotor berantakan” — . Lalu di pagi berikutnya kami mencoba ngopi di Devon Cafe, kedai makanan dan kopi yang mencampurkan menu Australia dan Asian Fusion. Tempatnya gak gitu besar sih. Tapi masih nyaman kalau kita datang berempat. Kopinya enak! Dan eits ternyata kini Devon Cafe sudah ada cabangnya di Jakarta 😀

 

Seafood di Australia itu kesohor banget seger dan enaknya. Makanya gak salah dong kami bela-belain datang ke Sydney Fish Market buat makan hidangan seafood platter langsung dari tempat muasalnya. Meski dibilang 1 porsi Seafood Platter ini pas untuk 2 orang, nyatanya cukup buat sharing ber-4 dong. 😀 Oiya, biar lokasinya di pinggir laut dan beneran kecium aroma lautnya, tapi tempatnya bersih dan gak ada bau-bau amisnya. Dan di Fish Market ini pula saya membeli Monster Strawberry (begitu saya menyebutnya) karena ukurannya yang sangat besar. Rasanya manis. Enak. 🙂

Ngomong-ngomong soal makanan di Australia selain porsinya yang relatif lebih besar daripada porsi makanan yang kita temui di resto/cafe di Indonesia, secara nominal harganya juga relatif mahal. Untuk menghemat budget, sharing cost makanan dengan teman adalah solusi yang sangat beralasan dan paling tepat. Gak perlu sungkan apalagi gengsi. He he .. Seperti contohnya waktu kami mencicipi menu di Pancakes On The Rocks yang konon katanya sangat happening di Sydney ini. Kami semua ada tujuh orang, tapi pancake yang kami order hanya 3 piring, masing-masing orang diusahakan secara adil mencicipi dan menikmati ketiga menu tersebut. Dan tentunya mempunyai foto Pancake dengan angle yang  dibuat berbeda-beda dong 😀 Btw, Devil’s Delight ini wajib banget di-order. SUPER ENAK!

Ke Mana Aja?

Karena waktu itu tujuan utamanya nonton konser Coldplay, jadi kami tidak terlalu berambisius untuk eksplore tempat yang jauh, hanya bikin plan untuk jalan-jalan di sekitar kota Sydney saja. Opera House? Sydney Harbour? Area kota tua The Rocks? Darling Harbour? Semuanya bisa dirapel dalam 1 hari 😀 Oiya, untuk kemudahan transportasi kami membeli Opal Card. Untuk tujuan-tujuan yang tidak bisa terjangkau oleh jalur bus/kereta, kami menggunakan Uber Taxi.

Untuk urusan beli oleh-oleh, udah paling bener memang ke Paddy’s Market sih, lengkap dan relatif terjangkau pula harganya. Dan jangan kaget kalau ada beberapa penjaga tokonya yang fasih berbahasa Indonesia 😀 Kalau mau cari oleh-oleh macem cokelat dan permen-permenan gitu, belinya di Supermarket Woolworths aja, karena suka ada promo yang bikin happy! 🙂 Beruntung banget waktu saya mampir ke mall Myer Sydney City, ada pop up store-nya Nutella yang lagi adain promo eksklusif, bisa customize label kemasannya dengan nama kita sendiri! tapi sekarang kalengnya udah dibuang sama nyokap.

Seperti yang saya sebut di awal, ada baiknya kita secara rutin cek aplikasi cuaca, karena akurasi prakiraanya relatif tergolong tinggi. Nah ini kejadian nih waktu grup kami terbagi jadi 2 kubu: Ada yang mau ke Bondi Beach di hari Jumat (karena besoknya sudah mau pulang ke Jakarta) , ada juga yang mau ke Bondi Beach-nya di hari Sabtu ( karena menurut aplikasi prakiraan cuaca, hari Sabtu bakalan cerah, sementara Jumatnya bakalan hujan ). Nah karena saya hari Sabtu siangnya udah ada jadwal terbang ke Jakarta, ketebak dong saya ikut kubu yang mana.. dan liat aja bedanya foto Bondi Beach di hari Jumat vs Sabtu inii.. :))

Yang saya suka dari Australia (khususnya Sydney) adalah taman kotanya yang sangat dirawat, diurus dan gak main-main hijaunya. Lapangan rumput yang hijau subur, pepohonan rindang, air mancur (yang bener-bener airnya ngucur), dan kursi panjang nyaman (yang beneran bisa dipake buat duduk) sudah menjadi elemen standar di setiap tamannya. Ketika saya mampir ke Sydney Hyde Park dan juga Royal Botanical Garden, saya kagum, di tengah-tengah kota yang modern, taman sebegitu luasnya tapi tidak pernah luput sedikit pun untuk selalu di-maintain, sehingga fungsi taman sebagai paru-paru kota bisa terus berjalan secara kontinyu. ( Turut prihatin dengan polusi kabut asap yang menyelimuti Sydney akibat karhutla akhir-akhir ini. Semoga bisa segera diatasi dan kualitas udaranya kembali baik seperti sedia kala. Aamin )

Konser Coldplay

Lagi-lagi sebuah benefit nginap di Bounce Hostel, untuk bisa ke venue Konser Coldplay di Allianz Stadium, kami cukup tinggal menyebrang jalan dan menunggu di halte, karena bus umum dengan rute ke arah venue konser, start pointnya memang berangkat dari situ. Dan digratiskan pula, karena sudah termasuk fasilitas yang disediakan oleh departemen transportasi New South Wales, cukup tinggal memperlihatkan tiket konser Coldplay pada om om kondekturnya. Baik banget ya departemen transportasi di sana! 😀

Setibanya di Allianz Stadium, kami pun mencari kerumunan orang yang berbaris, menandakan antrian masuk ke stadium sesuai dengan kelas tiketnya. Karena kami berdua membeli kelas Gold dan juga sudah ada seated numbernya, jadinya bisa agak santai masuk ke gerbangnya, bisa sambil cari cemilan dan minuman, serta cuci mata di booth merchandise juga. Beberapa teman lainnya yang membeli tiket di kelas Festival sih sudah berjibaku untuk dapat di barisan dekat panggung sedari siang. Dan secara mengejutkan, di kala orang sedang duduk-duduk santai dan mengamati suasana stadium, Chris Martin sang vokalis tiba-tiba muncul sebentar di panggung dan iseng aja gitu menyapa kami semua. Dan semua yang ada di situ langsung histeris dong 😀

Curahan air hujan sempet mengguyur Allianz Stadium malam itu. Walaupun sebenarnya di section kami ada panel penutup atap, tapi tetap aja kami kecipratan air. Untungnya hujannya gak berlangsung lama sih, hanya turun pas di bagian awal opening act-nya saja, sekira 30 menitan hujannya sudah mereda dan langit pun berangsur-angsur kembali cerah. Hingga akhirnya tibalah momen penantian itu. Tiba-tiba semua lampu di stadium dimatikan, dan seketika itu xyloband (gelang ber-LED) yang sejak awal di tangan kanan saya adem-adem aja langsung menyala dan memancarkan cahaya yang berganti-ganti warna: Merah – Kuning – Biru. Satu stadium jadi berlautan lampu xyloband. KEREN dan bikin merinding sejadi-jadinya!

Lagu demi lagu dimainkan oleh Chris MartinGuy BerrymanWill ChampionJonny BucklandPhil Harvey.  Berbagai gimmick yang mengiringi penampilan mereka; mulai obrolan interaktif dengan penonton, permainan sinar laser, visual animasi di big screen, kembang api, balon raksasa warna – warni, hujan kertas confetti dan nyala xyloband yang sudah disetting sedemikian rupa serasa membius dan menambah adukan emosi. Total ada 22 lagu yang mereka bawakan malam itu; mulai dari album pertama dan tentu saja album yang terakhir. Sebagai penggemar yang menikmati karya-karya dan mengikuti perjalanan Coldplay dari awal karir mereka, dapat menonton konsernya langsung tentu merupakan sebuah pengalaman spiritual yang sangat berharga dan tidak terlupakan.

Setiap momen keseruan di trip perjalanan ke Sydney di tahun 2016 itu sangat berkesan dan membekas di antara kami semua. Bahkan hingga kini kami masih selalu berinteraksi dan bersilaturahmi di WA Grup yang dinamakan #JalinanKasihSydney 😀 Buka puasa bareng, nongkrong bareng, nonton bareng, bahkan pernah juga traveling bareng (lagi) sampe berjilid-jilid. Ya gak heran sih, karena tiap ada info promo tiket, kami selalu “meracuni” satu sama lain supaya bisa liburan bareng lagi. Seru pokoknya! 😀

Trip Impulsif Ke Perth

Ya ngaku deh, saya salah satu yang pernah jadi korban racunnya nih. Waktu salah satu teman ngomporin buat terbang ke Australia lagi karena ada tiket murah ke Perth via Denpasar Oktober 2018 lalu, dengan impulsifnya saya pun ikut terbujuk untuk langsung memesannya, mumpung Visa-nya masih berlaku. He he.. Dan ternyata kebetulan banget di tanggal yang saya pilih itu pas lagi ada konsernya Taylor Swift, jadinya langsung deh rajin-rajin nabung buat beli tiket konser dan rajin baik-baikin bos supaya cuti-nya langsung di-approve 😀

Bedanya Perth dengan Sydney cukup signifikan ya kalau menurut saya. Sydney ritme penduduknya bisa dibilang cepat dan dinamis, kalau di Perth yang berada di Australia Barat ini ritme penduduknya tergolong santai dan selow, itu yang saya lihat lho ya. He he. Banyak bangunan tua, museum seni, lukisan graffiti artistik, jogging track dan tentu saja taman-taman kota yang hijau. Untuk yang mencari suasana kota yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk kehura-huraan, Perth adalah destinasi yang cocok. Berfoto di Blue Boathouse, sunsetan di Cottesloe Beach, mampir ke Fremantle Market dan jogging sambil melihat cityview dari puncak Kings Park and Botanic Garden adalah 4 aktivitas yang wajib kamu lakukan di Perth.

Kamu tipe traveler yang mana?

Yang namanya traveling itu ada seninya masing-masing lho. Karena saya tipe orang yang spontan, impulsif dan kadang suka ingin berlama-lama bila sedang ada di suatu tempat, saya lebih nyaman traveling mandiri alias gak pake travel & tour agency. Kalau kamu seringnya tidak punya banyak waktu buat persiapan ini itu dan juga buat arrange akomodasi untuk liburan, menggunakan jasa tour & travel agency adalah pilihan yang tepat. Nah bicara tentang tour & travel Agency nih, kamu udah tau belum sama Cheria Holiday ? Cheria Holiday adalah salah satu perusahaan travel berbasis di Jakarta yang saat ini mempunyai komitmen untuk menyajikan menu halal pada setiap program dan paket tour wisata yang dibuatnya, walau ke negeri non muslim sekalipun, termasuk Australia tentunya.

Australia adalah negara yang ramah untuk siapa pun yang menjadi tamunya. Mau jalan-jalan sendiri atau jalan-jalan dengan tour & travel? Dua-duanya sama-sama seru. Punya value experience-nya masing-masing. Jadi.. kapan kita ke Australia? 🙂

Lomba Blog Cheria Holiday #9 2019

Foto & Video: Dokumen Pribadi

Infografik: Freepik.com (premium user)

 

Posted in Present

Weekend Getaway di Bandung, Bisa Ngapain Aja?

Sebagai orang yang lahir di Bandung, besar di Bandung dan beberapa tahun belakangan ini mengadu nasib di Jakarta, saya merasa kurang up to date dengan banyak hal di Bandung yang terkini. Baik itu objek wisatanya, tempat tongkrongan dan kulinerannya yang sedang happening. Malah seringnya saya baru tau belakangan, dan itupun dari postingan di socmed dan omongan teman-teman saya yang bukan orang Bandung. Dan ketika akhirnya saya mencobanya, beberapa diantaranya langsung deh terekam di default checklist rekomendasi #Membandung versi saya he he.

Tiap pulang ke Bandung, beberapa kali terlintas keinginan untuk cobain staycation di suatu daerah yang jaraknya lumayan jauh dari rumah ortu yang ada di pusat kota. Pengen ganti suasana, biar ada experience baru aja gitu. Jiwa yang lelah dan pikiran-pikiran penat ini ada kalanya perlu beristirahat serta rileks di tempat yang baru juga, bukankah begitu?

Sebagai kota yang terkenal dengan bisnis pariwisatanya yang berkembang pesat, Bandung mempunyai begitu banyak pilihan penginapan dan hotel yang cocok buat vacation dan staycation. Dari yang mewah sekelas bintang lima, hingga yang minimalis dengan budget ekonomis, namun tetap bikin betah dan nyaman. Salah satu jaringan hotel (berbasis teknologi aplikasi) yang akhir-akhir ini cukup menarik perhatian saya adalah OYO Hotels Indonesia  yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-1 dan mengadakan begitu banyak promo fantastis dan bagi-bagi hadiah di mobile app dan akun Twitter @oyoindonesia + Instagram @oyo.indonesia .Saat ini setidaknya ada 80 Hotel murah di Bandung yang dimiliki oleh OYO.

Dari sekian banyak promo fantastis yang ditawarkannya, promo voucher discount 70% ini nih yang menurut saya paling cihuy. Hmm.. kalau seandainya saya mendapatkan voucher discount 70% tersebut, kira-kira saya mau pilih nginep di Hotel OYO yang mana ya? Dan apa yang akan saya lakukan selama vacation/staycation di situ? Membuat wacana dimulai dalam 3..2…1

3D2N #Membandung Bersama OYO Hotels

Setelah mengeksplore deretan-deretan hotel Bandung di aplikasi OYO, saya menjatuhkan pilihan pada OYO 295 Grha Ciumbuleuit Guest House; karena jujur saya penasaran banget, hotel ini mendapat guest rating yang sangat tinggi, yaitu sebanyak 3.109 rating ( jauh melebihi rata-rata rating OYO Hotel lainnya ). Kalau lihat dari galeri foto dan deskripsi lokasi berikut fasilitasnya, sepertinya hotel ini memang cocok buat staycation saya nanti sih. 🙂

Lalu apa aja agenda #Membandung-nya?

Di trip #Membandung kali ini, saya akan menghabiskan sebagian besar waktu dengan mengunjungi tempat-tempat berlatar alam yang jarang saya kunjungi mix dengan tempat-tempat kuliner & kopi yang sedang sering saya kunjungi. Semacam kombinasi jarang VS sering gitu deh. he he he. 😉 Salah satu keuntungan menginap OYO 295 adalah lokasinya yang berada di Ciumbuleuit, sehingga bisa lebih dekat untuk menjelajah daerah Lembang dan sekitarnya melalui jalur Punclut. Dan pun untuk turun ke pusat keramaian kota tidak perlu menempuh jarak yang jauh. Tak lupa juga untuk spare waktu nikmatin semua fasilitas dan ambience yang ada di hotel biar lebih mantul vacationnya. 🙂

Turun-Naik 1000an Tangga di Curug Cimahi

Curug Cimahi ini berjarak 16 Km dari OYO 295, waktu tempuhnya sekitar 40 menit perjalanan menggunakan mobil, dan juga mudah dijangkau, karena letaknya di pinggir jalan raya. Untuk bisa merasakan percikan air terjun yang dingin dan juga udaranya yang sejuk , kita harus menuruni 587 anak tangga! Gak susah ko, kalau capek bisa istirahat sejenak sambil selfie dan foto-foto di 2 deck-nya yang disediakan pada tingkat ketinggian yang berbeda. ( Tapi tunggu pas saat menaikinya,, mantap betul capeknya! He he he ) Kalau sudah sampai di tepi air terjun, beneran deh bakalan pengen duduk berlama-lama di sana, menyaksikan derasnya air terjun, dinginnya air yang mengalir dan sejuknya udara di sekitar karena dikelilingi lebatnya pepohonan rimba.

Meneropong Bintang di Bosscha Observatory

Untuk bisa meneropong bintang di Bosscha sebaiknya memang harus mengecek dahulu jadwalnya. Karena ada musim dan malam-malam tertentu di mana program dan aktivitas kunjungan malam tersebut dioperasikan oleh pihak Bosscha. Kalau misalnya lagi gak bisa masuk ke dalam observatory-nya, kita tetap bisa berfoto-foto di sekitarnya buat dipajang di socmed, dan nantinya niscaya deh pasti akan langsung dikomentari dengan penggalan lirik sountrack film Petualangan Sherina,  “Dia pikir.. Dia yang paling hebat.. Merasa paling jago.. Dan paling dahsyat…” 😀

Berburu Konten di Farm House

Sejak dibuka tahun 2015 hingga sekarang, Farm House masih menjadi salah satu destinasi favorit para turis kalau lagi ke Bandung, gak pernah gak rame. Dan saya sebagai warga Bandung, baru sempat mengunjunginya satu kali, itu pun 4 tahun kemudian. Hehe .. Tapi memang sih banyak spot yang menarik dan instagramable di Farm House ini. So untuk para netizen pemburu konten ciamik di socmednya, tempat ini menjadi sangat berharga sekali.. kuncinya satu: harus sabar menunggu giliran. 🙂

Ngopi – Ngemil – Makan Sampai Kenyang

Beberapa rekomendasi makanan dan minuman #Membandung favorit saya untuk asupan jiwa yang lebih bahagia:

  • Soto Pak Simon di Cibadak Culinary Night
  • Wedang Ronde Jahe Alketeri di Cibadak Culinary Night
  • Bola Ubi di Cibadak Culinary Night
  • Bakso So’un Lodaya di Jalan Veteran
  • Mie Kriuk Siram Ayam Cici Claypot di Jalan Trunojoyo
  • Bolen Lilit di Riau Junction
  • Kopi Susu-nya Kopi Toko Djawa di Jalan Braga
  • Latte-nya Yumaju Coffee 2.0 di Jalan Manado

Well, kira2 begitulah Agenda 3D2N #Membandung ini. Semoga bisa jadi tambahan referensi dan juga semoga bisa kesampaian nih staycation di OYO 295 Grha Ciumbuleuit Guest House-nya. 🙂

Teman Travel OYO dengan referral code ADI37YNY melaporkan dari sofa favoritnya. <<— Silakan digunakan kode-nya untuk dapetin benefit seru dari OYO Hotels Indonesia!

Posted in Present

Mau Foto Bareng Artis Idola? Ke Museum Madame Tussauds Aja!

Punya mimpi untuk selfie bareng dengan artis Ibu Kota, artis FTV, Blogger, Youtuber atau Selebgram favorit? Sepertinya semua orang punya ambisi dan mimpi seperti itu ya. Ada kebanggaan tersendiri, bisa berfoto satu frame dengan tokoh terkenal atau artis idolanya, dan kemudian memamerkannya di media sosial. Semacam life achievement. 🙂

Untuk bisa berfoto dengan para tokoh-tokoh terkenal itu tidaklah mudah, walaupun orangnya ada di depan mata kita, sedang melintas di bandara atau belanja di mall misalnya. Biasanya akan ada “penghalang” dari bodyguard atau manager artis tersebut yang harus kita tembus untuk dimintai izin biar bisa selfie bareng. Jika kita beruntung (sesuai kondisi & mood si artisi), tentu misi tersebut bisa terlaksana dengan mudah. Eh ini sepertinya lebih ke perkara foto sama artis dalam negeri ya,, gimana ceritanya kalau mimpi dan ambisinya pengen foto bareng sama artis luar, sama artis Hollywood atau artis Kpop?

Chris Evans aka Captain America

Nah, daripada cuma berandai-andai tanpa tau kapan kesempatan itu akan datang jadi kenyataan, mampir ke museum lilin dan berfoto dengan wax figure para tokoh/artis idola bisa jadi solusi sekaligus “pemancing”, siapa tau nanti setelahnya gak sengaja ketemu sama Siwon di Car Free Day, dan udah tau mau pose selfienya kayak gimana ya kan.. 😀

One Direction

Salah satu Museum Lilin yang paling populer di dunia adalah Madame Tussauds, yang berpusat di London dan tersebar di kota-kota besar di Amerika, Eropa dan Asia. Selain wax figure dari para artis terkenal mancanegara, bisa ditemui juga patung lilin dari tokoh-tokoh sejarah, tokoh penting dunia, keluarga kerajaan, atlet, tokoh kriminal hingga karakter fiksi yang ada di film-film. Dari sekian banyak cabangnya, museum Madame Tussauds yang pernah saya kunjungi yaitu yang ada di Hong Kong dan Bangkok. Ada cerita extraordinary apa aja sih dari Museum Madame Tussauds ini?

  • Tiap patung lilin yang dibuat di Museum Madame Tussauds setidaknya memerlukan 250 proses pengukuran dan pemotretan, lebih dari satu ton lilin dan 45.000 USD untuk membayar 20 seniman yang bekerja ratusan jam.
  • Semua figur patung lilin di Museum Madame Tussauds dibuat dua kali lebih besar dari aslinya, karena lilin akan mudah mencair/menyusut selama proses keseluruhan.
  • Patung lilin terbesar yang pernah dibuat oleh  Museum Madame Tussauds adalah karakter superhero The Incredible Hulk sedangkan yang terkecil adalah karakter peri Tinkerbell .
  • Sejauh ini ada 4 nama tokoh berdarah Indonesia yang dibuat patung lilinnya dan menjadi penghuni Madame Tussauds, yaitu Presiden Sukarno dan Anggun Cipta Sasmi ( Bangkok ), Presiden Jokowi ( Hong Kong ) dan Rudy Hartono ( Singapura ) UPDATE: Agnez Mo akan segera dibuatkan juga patung lilinnya di Madame Tussauds Singapore
  • Jika tokoh yang ingin dibuatkan patungnya telah meninggal, contohnya seperti Presiden Soekarno, maka pihak museum akan menggali data dari foto dan keluarga dekatnya. Sementara jika model yang dijadikan patung masih hidup, maka pihak Museum Madame Tussauds akan mengundang tokoh tersebut untuk dilakukan pengukuran, seperti yang bisa kita lihat di tayangan video di Youtube, Anggun Cipta diukur mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, bentuk bola mata hingga warna rambut, kulit dan gigi.
  • Setiap patung memiliki tim yang bertugas merawat rambut, membersihkan, dan menata rias atau make up sang patung, makanya jangan heran ketika patung Katy Perry berganti tatanan rambut beserta kostumnya.
  • Secara berkala, patung-patung di Museum Madame Tussauds dirotasi untuk penataan layout/posisinya, selain itu ada juga yang menyesuaikan dengan status di kehidupan pribadinya, seperti patung Brad Pitt & Angelina Jolie yang awalnya berdampingan, kini dibuat terpisah posisinya setelah mereka bercerai.
Bung Karno

Sungguh beruntungnya saya, ketika patung lilin Anggun Cipta diresmikan di Madame Tussauds Bangkok pada 2017 lalu, saya berkesempatan untuk menghadirinya. Di sana saya melihat dari dekat sosok Anggun yang asli beserta patung lilinnya! Seusai press confrence, di sela-sela kesibukannya interview dengan media asing, saya pun memberanikan diri buat nyolek dan nodong foto bareng. Masih inget bener kata-kata dari Anggun setelah dia mempersilakan saya untuk foto bareng: “HATUR NUHUN!”. lengkap dengan gestur tangan khas Jawa-nya.

  • Dan extraordinary sensation-nya buat saya adalah: karena saya adalah satu-satunya orang Indonesia di momen itu yang mempunyai dokumentasi foto bersama Anggun Cipta dan juga patung lilinnya!
  • Double extraordinary sensation-nya lagi: 2 tahun setelah foto itu saya unggah di Instagram, Anggun me-repost foto saya di akun Instagramnya dengan komentar khusus : “Last photo is a double trouble”
Dua Anggun dalam 1 Foto

Sekadar tips untuk ke Madame Tussauds Bangkok; book early bird ticket yang bisa dibeli di website resminya; harganya jauh lebih hemat dari harga normal; tapi kamu harus sudah menukarkan e-ticket ke loket dan masuk ke dalam museum sebelum jam 12 siang ya!

Posted in Present

Blue Bottle, Tempat Ngopi Seru di Los Angeles

Buat saya pribadi, kalau lagi traveling itu, selain musti coba kuliner lokalnya, juga wajib untuk cobain kedai kopi lokalnya; karena di setiap tempat pasti memiliki keunikan tentang kopi mereka sendiri. Biasanya saya menyempatkan untuk blogwalking atau cari tau di aplikasi review makanan untuk menentukan tempat mana yang akan saya kunjungi.

Tapi waktu ada kesempatan buat ngetrip ke Los Angeles Oktober 2017 lalu dengan rombongan tur, saya gak kepikiran dan juga gak sempat bikin riset kecil-kecilan untuk kulineran/ngopi di luar itenerary trip. Udah pasrah sama jadwal harian selama di sana. Oleh karena itu, waktu ada ajakan dari teman untuk “curi start” agenda dan pisah sejenak dari rombongan tur untuk nongkrong pagi di kedai kopi yang terkenal di sana, saya pun auto setuju.

Tempat kami menginap cukup jauh dari downtown LA, sekitar 30 menit perjalanan dengan Uber Taxi. Kedai kopi yang kami tuju bernama Blue Bottle Coffee dan berada di Art District, tepatnya di 300 South Broadway. Dan karena si uber driver langsung “click” begitu kami sebut Blue Bottle, asumsi saya ya berarti ini kedai kopi memang sebegitu populernya. Ok fix gak rugi skip udah nge-skip free breakfast di hotel.. 😀

Ternyata tempatnya bagus, bersih dan proper banget buat nongkrong-nongkrong. Saya koreksi ya, Blue Bottle Coffee ini pantesnya disebut café. Design dan interiornya sangat menarik. Gak heran tempat ini ngetrend di kalangan warga LA dan turis asing. Atmosfernya bikin betah untuk berlama-lama ngopi santai dan ngedukung banget buat kerja kreatif.

Dari berbagai jenis kopi yang tersedia, saya menjatuhkan pilihan pada Blue Bottle Coffee Giant Steps, yang merupakan campuran biji kopi organik dari Uganda, Papua Nugini, dan coklat Sumatra. Dan ternyata saya gak salah pilih, rasanya benar-benar nikmat, smooth tanpa rasa pahit yang mengganggu, bikin happy dari seruputan awal hingga tegukan terakhir. SEMPURNA!

Di Blue Bottle Coffee ini juga kita bisa melihat bagaimana baristanya membuat kopi dengan metode dengan alat yang bernama Siphon, yang mana kopi yang dihasilkan membuatnya nyaris mirip teh dan mengeluarkan aroma kopi dengan level wangi yang luar biasa. Dan gak cuma kopi yang mantul, Blue Bottle juga menyediakan berbagai macam souvenir dengan signature logonya yang pas banget buat dijadikan oleh-oleh; mulai dari travel set, mug, tote bag dan juga t-shirt.

Ternyata Blue Bottle Coffee ini sudah kesohor luas, lebih dari yang saya bayangkan. Café yang pada awalnya hanya sebuah kedai kecil di Oakland yang dibuka oleh W. James Freeman tahun 2002, kini sudah berkembang pesat dan memiliki puluhan cabang, yang gak hanya tersebar di Amerika Serikat saja, tapi juga udah merambah ke Jepang dan Korea.

Semoga aja ada rencana untuk buka di Indonesia juga! AMIN 🙂

Posted in Present

Transit di Airport Dubai, Bisa Ngapain Aja?

Kalau ada yang tanya: “Sudah pernah ke Dubai?”

Maka saya akan jawab dengan pasti: “Saya udah pernah dong ke Dubai…tapi cuma di bandaranya tok, karena cuma buat transit doang” Bener kan? Gak salah dong? He he he…

Yup, Dubai adalah kota transit bagi para traveler Indonesia (dan dunia tentunya!), karena merupakan sebuah hub yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara Eropa, Amerika, dan juga Afrika. Trip Jakarta CGK – New York JFK yang pernah saya lakukan di akhir 2017 lalu mengharuskan saya untuk transit selama 2 jam di Dubai International Airport DXB.

Ada sebuah pengalaman extraordinary yang saya dapatkan di trip perdana saya menggunakan maskapai Emirates menuju Dubai. Ketika boarding masuk ke pesawat, saya kaget karena ternyata kursi saya sudah diisi oleh penumpang lain. Ya, terjadi double booking untuk kursi saya yang ada di Economy Class itu. Gak pake lama, flight attendants Emirates menginstruksikan saya untuk mengambil dan membawa semua tas kabin, dan saya pun diminta pindah kursi ke…. Business Class! Bukann mainn.. Penerbangan 8 jam 25 menit di atas udara kala itu menjadi pengalaman terbang ter-extraordinary buat saya hingga saat ini.

Dengan waktu transit yang terbilang singkat, setibanya di Dubai International Airport, tidak banyak kegiatan santai yang bisa saya lakukan, karena gate kedatangan dan loket untuk laporan transit jaraknya cukup berjauhan. Jadi agak dipacu waktu nih. Security check-nya kala itu pun cukup ketat, sampai harus lepas alas kaki 😀 Walaupun di lorongnya berderet banyak stall dan toko-toko keren layaknya di mall, sambil menunggu boarding saya lebih tertarik mencari spot duduk yang strategis, untuk buka laptop! 😀 Untungnya ada free WIFI walaupun hanya untuk 30 menit, tapi itu lebih dari cukuplah .. he he

Sekadar informasi nih, jika suatu waktu nanti kamu terbang naik Emirates dan transit di Dubai minimal 6 jam, kamu bisa apply visa transit online di websitenya Emirates (dengan biaya 10 USD) biar bisa keluar airport dan mampir sejenak ke beberapa spot turisnya Dubai untuk foto-foto. — kalaupun kamu lupa apply, bisa juga apply visa transit on the spot (GRATIS), tapi syaratnya kamu harus ambil paket tour atau sewa private car. ( lebih enak sewa private car sih, soalnya bisa request diantar ke tempat-tempat anti mainstream yang lagi nge-hype.. he

Posted in Present

FREE and EAZY, Itinerary 3D2N Liburan Selow di Bangkok

 

Sumber: Photofunia.com

Mari memulai postingan perdana di blog yang sudah lama terbengkalai ini dengan topik “PESAWAT”.

Pertama kalinya naik PESAWAT tahun berapa? 2005

PESAWAT apa? Air Asia

Ke MANA? Bangkok

Sama SIAPA? Sendiri

Ya. Jadi pertama kalinya dalam hidup saya naik pesawat terbang yaitu di tahun 2005, keluar negeri dan sendiri pula. Seru dan menegangkan sih pastinya, karena (seingat saya ya.. maaf kalau salah) di waktu itu belum ada flight langsung Air Asia dari Jakarta ke Bangkok, harus transit di Kuala Lumpur dulu. Dan pada saat itu, belum diberlakukan penomoran kursi di dalam pesawat ketika check in, jadinya memang benar-benar siapa cepat dia yang dapat kursi paling strategis :))

Sumber: Foto Pribadi

13 tahun berlalu sejak saya menginjakkan kaki di Bangkok tahun 2005, tidak pernah ada kata bosan untuk berkunjung ke kota yang dalam bahasa Thailand secara lengkapnya bernama Krung Thep Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Ayuthaya Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Piman Awatan Sathit Sakkathattiya Witsanukam Prasit ini ( wuihhh… panjang banget ya! ). Saya dan Bangkok seakan-akan mempunyai kekuatan batin yang kuat, seperti kekuatan magnet, yang mana akan selalu tertarik untuk kembali lagi, sejauh jarak apapun dan berapapun waktu kami telah terpisah.

Karena kerinduan saya dengan kota Bangkok beberapa hari belakang sudah mulai kembali memuncak, maka di kesempatan ini saya mencoba untuk membuat itinerary trip ke Bangkok. Walaupun tidak tau berangkatnya kapan. He he he.. Tapi ya yang sering terjadi adalah, semua yang berawal dari niat, rencana dan juga dibarengi dengan doa dan usaha; niscaya akan jadi kenyataan. Nulis dulu aja deh, siapa tau nanti beneran kekabul jadi turis lagi. Amin! 🙂

Itinerary ini saya namakan FREE and EAZY Bangkok Trip, karena saya mau trip tersebut dibuat sesantai, dan segampang mungkin, tanpa harus dikejar-kejar waktu, tentunya masih relevan dengan konsep “Live Life To The Fullest”. 🙂

Day One

CGK 07.05 – DMK 10.45

Supaya bisa lebih cepat sampe dan maksimal abisin waktu di Bangkok, saya pilih penerbangan Air Asia yang paling awal. Setibanya di Don Mueang Airport, setelah melewati bagian imigrasi, saya akan cari jalan keluar via EXIT DOOR 6, lalu menuju ke Bangkok dengan menggunakan Airport dengan tanda “BMTA Bus” dan kode rute “A1”. Turun di Chatuchak drop-off point dan lanjut dengans skytrain di BTS Station Mo Chit, dengan tujuan pemberhentian BTS Station National Stadium.

Lub D Siam Square

Setibanya di lobi, dengan muka manis saya akan bertanya ke resepsionis, apakah sudah bisa early check in. Kalau ternyata belum, saya akan drop ransel untuk dititipkan saja di resepsionis.

Sumber : Foto Pribadi

Mengapa saya memilih Lub D Siam Square sebagai penginapan saya di Bangkok?

  1. Lokasinya sangat strategis, karena bersebrangan langsung dengan BTS National Stadium.
  2. Meskipun shared room dan harus ber-bunk-bed ria, fasilitas-fasilitas di Lub D Siam Square sangatlah memadai. Dan paling penting bersih. Staf-stafnya juga sangat ramah dan helpful.
  3. Dekat sekali dengan pusat perbelanjaan, seperti MBK, Siam Discovery, Siam Paragon dll.

MBK Center

MBK Center merupakan mall tertua di Bangkok dengan lebih dari 2.000 toko di dalamnya! Tapi sekarang MBK Center sudah berganti wajah, lebih fresh dan kekinian. MBK Food Island yang terletak di lantai 6 selalu menjadi pilihan utama saya untuk mencari makan siang. Harganya relatif lebih murah daripada food court mall lain dan juga ada pojokan Halal Food-nya.

Sumber: Foto Pribadi

Lub D Siam Square

Puas lunch dan jalan-jalan di MBK, saatnya kembali ke hotel untuk check-in dan menyimpan ransel dan bawaan lainnya di loker yang tersedia di dalam kamar. Setelah itu mandi sekalian tukar baju, karena biasanya bila baru tiba dari perjalanan yang jauh, badan selalu terasa gerah.

The Commons

Tujuan saya selanjutnya adalah The Commons, tempat nongkrong yang lagi hype dan hits di Bangkok. Terletak di Thonglor Soi 17, gedung The Commons yang merupakan community semi-open space ini mempunyai desain dan interior+eksterior yang unik dan Instagramable banget. Di sana kita bisa nongkrong santai ataupun sambil kerja ala ala, karena free WIFI di sana kenceng juga lho. Untuk kamu yang suka ngopi dan mau cobain salah satu kopi paling hits di Bangkok, bisa banget ngopi-ngopi cakep di Roots Coffee Bar. Terakhir kali saya ke The Commons, hari masih siang, jadi belum lihat ambience-nya gimana kalau di sore/malam hari. Kayaknya sih cakep banget! Oiya untuk ke The Commons ini kamu bisa menggunakan BTS Skytrain dan berhenti di Station Thong Lo, lalu lanjut dengan taxi.

Sumber : Foto Pribadi

EmQuartier

Kelar dengan The Commons, tujuan selanjutnya adalah Emquartier, salah satu mall mewah di Bangkok yang sedang naik daun. EmQuartier terbagi menjadi 3 zona, yang menggabungkan desain Futuristic dan juga Green Living Concept. Di sini sih saya lebih hanya kepingin window shopping aja, sambil selfie di Helix Quartier. Jika ada film yang menarik, saya juga berencana untuk menonton sebuah film di Quartier CineArt. Untuk kamu yang belum pernah menonton di bioskop di Thailand, wajib coba, karena akan menjadi pengalaman yang menarik lho. Sebelum film diputar, semua orang otomatis akan berdiri, menonton tayangan video klip tentang Raja Thailand. Hal ini mereka lakukan sebagai penghormatan kepada sang Raja. Saya pernah mencoba untuk tetap duduk, tapi ditegur sama orang sebelah. 😀

Sumber: Foto Pribadi

Lub D Siam Square

Malam ini diakhiri dengan hunting makanan lokal yang biasanya dijajakan di sebagian pinggir jalan di dekat hotel. Jika beruntung, bisa mencicipi Mango Sticky Rice nihh 🙂 Setiba di hostel, santai sejenak, mandi dan siap-siap beristirahat. Saatnya check in di social media dengan update status “Sleeping in Bangkok”.

Sumber: Path

Day Two

Chatuchak Market

Pagi dan siang di Sabtu ini saya dedikasikan untuk puas-puasin explore Chatuchak Weekend Market. Target tiba di sana sebisa mungkin kurang dari jam 10 pagi, dan menghabiskan waktu selama mungkin, hingga badan dan dompet ini kompak berteriak “CUKUP!” – – karena biasanya saya datang ke sana tanpa ada ekspektasi belanja banyak, namun setibanya di sana sering kali dibuat kalap dengan godaan dari barang-barang bagus, unik dan murah yang dipajang di setiap stall-nya. Selain itu cuaca yang panas dan terik bisa saja mengurangi mood kamu untuk berlama-lama di sana. He he. Jajanan jagoan saya untuk mengusir panas adalah COCOJJ Coconut Ice Cream dan juga Fresh Mango Ice Cream di stall Come Waan. Bener-bener seger nyes seketika 😀

Sumber: Foto Pribadi

Sekedar tips, jika secara spesifik ingin memprioritaskan waktu kamu di Chatucak untuk hunting penunjang outfit kekinian (baju/kaos/sepatu/kaca mata/pernak-pernik), saya sarankan untuk menggunakan BTS skytrain dan turun di Sapan Khwai Station, karena gak jauh dari situ kamu akan segera menemukan pintu masuk Chatuchak yang terhubung dengan section stall-stall yang menawarkan kekinian stuff tadi. Oiya, jika kamu datang rombongan dan berencana untuk berpencar, pastikan untuk janjian di spot yang jelas dan gampang diingat, foto plang nomor section terdekat dari spot tersebut jika perlu.

Banana Leaf

Puas dan gempor di Chatuchak, agenda selanjutnya adalah memanjakan perut dengan Thai Food yang authentic dan enak enak enak! Banana Leaf Restaurant yang terletak di gedung Silom Complex Center lantai 4 adalah pilhan saya untuk lunch siang ini. Letak gedung Silom Complex Center ini dekat sekali dengan BTS Saladaeng Station. Kalau kamu datangnya rame-rame, tenang aja, porsi makan tengahnya gak akan bikin kecewa ko. Menu paling juara buat saya di Banana Leaf adalah Tom Yum Soup dan Fried Chicken with Mayonnaise and Lemon-nya. Beuh! Mantap jiwa!

Sumber: Foto Pribadi

Explore Sungai Chaopraya, Sunset di Wat Arun

Dengan perut yang sudah kenyang dan happy, tujuan berikutnya adalah jalan sore dengan boat bus menyusuri Sungai Chaopraya ( BTS Saphan Taksin ) dan berhenti di dermaga N8 (Tha Tien) untuk menyeberang ke Wat Arun. Wat Arun merupakan salah satu situs yang paling populer di Thailand. Cocok banget buat jadi set lokasi untuk foto-foto dengan gaya kekinian. 😀 Di Wat Arun ini kita bisa nyaksiin pemandangan sunset yang kece lho. Oleh karena itu, ada bagusnya bisa sediain waktu yang banyak dan sewoles mungkin untuk berlama-lama di sini.

Sumber: Foto Pribadi

2 kunjungan terakhir saya ke Wat Arun, situs ini sedang dalam proses restorasi. Jadi tidak bisa eksplorasi ke semua penjuru sudut. Semoga saja ketika saya ke sana lagi, restorasinya sudah selesai, jadi saya bisa mendaki ke atas dan melakukan ritual di puncak pagoda Wat Arun. Ritual apa itu? Ritual mengelilingi puncak pagoda selama tiga kali berlawanan arah dengan jarum jam! Ya, menurut guide lokal yang pernah menemani tur saya ke Bangkok tahun 2008 lalu, siapa saja yang melakukan hal tersebut, niscaya pasti akan selalu datang kembali ke Bangkok. Nah, itu sebabnya mungkin ya ada magnet kuat antara saya dan Bangkok…. He he he 😀

Day Three

Lub D Siam Square

Karena jadwal penerbangan yang saya pilih adalah penerbangan paling akhir, saya mempunyai waktu yang cukup banyak untuk menghabiskan hari ini. Rencana seharian ini simple aja: Mall Hopping. He he he… Biar lebih tenang, saya putuskan untuk early check-out dan juga menitipkan ransel saya di resepsionis.

Madame Tussauds Bangkok

Tujuan ke sini sudah jelas ya. Berfoto dengan patung replika para pesohor-pesohor kelas dunia yang terbuat dari lilin. Dari dulu waktu masih melihat di TV, majalah, internet ataupun ketika melihat langsung dari dekat, saya selalu merasa kagum dan heran dengan bagaimana caranya patung-patung lilin ini bisa dibuat secara sangat mendetail dan sangat mirip dengan aslinya.

Sumber: Foto Pribadi

Bisakah kamu sebutkan dengan siapa saja saya berfoto di Madame Tussauds Bangkok, tentunya yang ada di gambar di atas ini? Tebak foto mana yang di dalamnya saya berfoto dengan patung lilin + orang aslinya! He he 😀

Selain berfoto dengan patung lilin, kita juga bisa menyaksikan film 4D Ice Age No Time For Nuts. Durasinya gak begitu lama kok. Tapi cukup menghibur filmnya. 😀 . Tips untuk ke Madame Tussauds Bangkok; book early bird ticket yang bisa dibeli di website resminya; harganya jauh lebih hemat dari harga normal; tapi kamu harus sudah menukarkan e-ticket ke loket dan masuk ke dalam museum sebelum jam 12 siang ya!

Siam dan sekitarnya: Mall Hopping

Puas foto-foto dengan patung lilin, dengan sisa waktu yang ada, saya gunakan untuk mall hopping ke Siam Square, Siam Center dan juga Siam Paragon. Dan tak lupa untuk menyempatkan untuk bersantap sandwich favorit di Subway, mumpung lagi di luar negeri, karena kalau udah pulang ke Jakarta, gak akan bisa nemu Subway 😀

Sumber: Foto Pribadi

Siam Square

Sebelum pulang, mari kita sempatkan waktu untuk mampir ke mall Siam yang terakhir..yaitu Siam Square. Di sini saya niatkan spare waktu untuk nongkrong2 dan ngemil2 sejenak di Mango Tango, tempatnya full industrial vibe bangetlah. 🙂

Sumber: Instagram

 

Lub D Siam Square

Karena waktu penerbangan pulang sudah semakin mendekat, setelah dari Mango Tango, saya pun langsung kembali ke Lub D untuk mengambil titipan ransel, sambil tak lupa ucapkan Khob khun krab 🙏kepada resepsionis yang bertugas. 🙂 Lalu saya pun bergegas menuju BTS Skytrain National Stadium, dengan tujuan BTS Mochit.

Chatuchak Park

Setibanya di BTS Mochit Station, jika masih ada waktu, pinginnya sih saya bertaman dulu di Chatuchak Park, duduk-duduk santai menikmati suasana sekitar taman yang bikin adem. Tapi ini optional ya, kalau udah mepet sih saya akan lanjutkan perjalanan ke Don Mueang Airport dengan “BMTA Bus” dan kode rute “A1”.

Sumber : Foto Pribadi

DMK 20.55 – CGK 00.25 (+1)

Akhirnya selesai juga rangkaian itinerary FREE and EAZY Bangkok Trip beserta trip virtual kali ini. Aseli jadi pengen ke Bangkok lagi. Yukkkk?!?!

Posted in Present

Sejuta Warna di SAWARNA

Dalam susunan imbuhan bahasa Sunda, “sa” berarti “satu”. Jadi “Desa Sawarna” bisa diartikan “Desa satu warna”. Tapi saya kurang setuju, karena kenyataannya; Desa Sawarna memiliki begitu banyak  pesona  warna-warna  yang memanjakan mata siapapun yang melihatnya. Buat saya , Desa Sawarna = “Desa Sa(juta)warna” . Ini adalah cerita throwback saya escaping ke Sawarna beberapa tahun lalu, tepat seminggu sebelum ulang tahun saya yang ke sekian-sekian. 🙂

Bersama teman-teman WA Group yang memang hobi ngetrip dan totalnya 10 orang, kami dijemput oleh team leader operator travel dan memulai trip dari Jakarta menuju Desa Sawarna via Pelabuhan Ratu – Bayah Banten yang memakan waktu lebih kurang 7 jam perjalanan. Di perjalanan, kita akan menemui cukup banyak kelokan, turun naik dan lumayan ajrut-ajrutan.. jadi kalau kamu ingin meng-skip bagian perjalanan yang melelahkan itu, saya sarankan untuk meminum obat anti mabuk perjalanan sebelum berangkat.

Touch-down Desa Sawarna & Menyebrangi Jembatan Gantung

Jam menunjukkan pukul 7.13 ketika kami berfoto bersama di bawah Papan “Selamat Datang di Desa Sawarna”. Cuaca pagi itu cukup cerah. Dengan antusias, kami bersepuluh plus Friko si pemandu bergegas menuju home stay yang sudah disiapkan. Untuk masuk ke Desa Sawarna tersebut, kami harus menyebrangi jembatan gantung kayu. Ada perasaan senang sekaligus tegang saat berada di atas jembatan tersebut. Senangnya; bagus untuk bikin-bikin story, sehingga jadinya betah berlama-lama,, tegangnya: karena berada di atas sungai yang lebarnya kurang lebih 20 meter, dan di saat yang sama ternyata gak hanya manusia saja yang melintasinya.. tapi juga sepeda motor dari 2 arah berlawanan pun ikut melintas di jembatan tersebut! Hehee…

Dan ternyata kita akan menemukan jembatan-jembatan gantung kayu semacam ini lagi di Desa Sawarna. Keberadaan jembatan gantung ini memang sangat vital dan besar pengaruhnya untuk kelangsungan hidup & ekonomi masyarakat Desa Sawarna yang beberapa tahun ini memang sudah dicanangkan menjadi Desa Wisata oleh Pemerintah Provinsi Banten. Selain mendapat pemasukan dari penyewaan homestay, potensi wisata di Desa Sawarna ini bisa menghasilkan berbagai  mata pencaharian: pedagang, pengojek, perajin, pemandu wisata, lifeguard pantai, dll. Dengan makin banyaknya wisatawan yang datang berkunjung, semoga saja jembatan-jembatan gantung tersebut bisa tetap dirawat dan dipelihara bahkan ke depannya bisa dibuat menjadi jembatan permanen. *puk-puk jembatan gantung yang tiap hari dilewatin berton-ton beban*

Bicara soal homestay; karena kami bersepuluh,, kami disediakan 2 kamar yang  berdampingan dan  hanya perlu berjalan kaki sekitar 10 menit  untuk menuju Pantai Ciantir. Selain itu, lokasi homestay yang berdekatan dengan hamparan hijau persawahan, membuat kami sepakat berkomentar: INI HOMESTAY YANG MANTUL! Fasilitas yang disediakan selama menginap 2 hari 1 malam di homestay: air gratis, kipas angin gratis, 3 kali makan (siang-malam-pagi) + minum teh gratis, free flow! 😀

Goa Lalay

Objek wisata yang pertama kami datangi adalah Goa Lalay. Untuk menuju goa lalay ini, kami kembali harus menyebrangi jembatan gantung dengan pemandangan sungai yang mengalir bersih, plus menyusuri pematang sawah  yang sangat elok hijau nan ciamik; naturally insta-genic deh pokonya.

Tiba di mulut goa Lalay, antara yakin gak yakin saya mengikuti aba-aba Friko untuk melepas dan menjinjing sandal yang saya pakai lalu menundukkan badan sambil berjalan maju menuju akses masuknya yang agak tersembunyi dan setengah terendam air. Masuk dan menyusuri jalan dialiri air, secara natural panca indera kita akan terbiasa untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitar, yang gelap, lembab dan berbau khas, yang katanya adalah bau dari penghuni goa tersebut yang adalah kelalawar  ( Lalay / Bahasa Sunda = kelalawar ). Jalannya yang berkelok-kelok, bercabang dan cenderung mengecil, membuat goa yang berstalaktit dan berstalakmit ini sulit untuk di-explore lebih dalam.  Hingga pada suatu sudut,  setelah mengambil beberapa foto bersama, kami memutuskan untuk berbalik arah dan menyudahi jalan-jalan wisata gelap ini.

Pantai Ciantir dan Pantai Tanjung Layar

Sore hari adalah waktu yang pas untuk jalan-jalan ke Pantai Ciantir. Gelombang ombaknya yang deras seolah memanggil siapa saja yang berada di sekitarnya untuk mendekat, hingga akhirnya gak ada yang bisa menahan diri untuk tidak membasahi sebagian anggota badan, demi merasakan sapuan gelombang ombak di atas pasir pantai yang masih bersih dan tertata rapi itu. Ombaknya yang deras dan tinggi memang seolah sengaja menghalangi kita untuk bermain-main air dengan bebas, tapi Pantai Ciantir ini sangat pas untuk kamu yang ingin menikmati pesona pantai dengan pemandangan perahu-perahu nelayan yang diselingi pemandangan hijau; ladang dan ilalang. Cocok untuk bikin vlog!

Sekitar kurang lebih 2 Km melangkah dari Pantai Ciantir tadi, kita akan sampai di Pantai Tanjung Layar, yang kesohor dengan sunset view-nya yang super cakep. Kamu akan teryakini telah tiba dan berada di pantai Tanjung Layar, kalau kamu bisa menemukan batu layar yang cukup tinggi dan juga barisan karang pemecah ombak seperti di gambar ini.

Di sana kamu bisa melihat banyak fotografer yang berburu foto mengabadikan sunset, dan juga banyak orang lainnya, baik itu berkelompok, berpasangan atau sendiri; sedang berpose semaksimal mungkin di depan kamera dengan latar batu layar atau sunset view .. seperti mode siluet seperti kami contohnya! 😀

Pantai Legon Pari

Jika pagi hari telah tiba di Desa Sawarna, ada satu kegiatan cukup melelahkan namun seru dan penuh tantangan yang wajib untuk dilakukan: trekking ke Pantai Legon Pari, pantai yang terletak tepat di belakang bukit-bukit Desa Sawarna. Untuk menuju ke sana, perlu perjuangan ekstra; mendaki bukit, melewati areal persawahan yang berlumpur, sungai kecil dan juga turunan-turunan jalan setapak sempit curam yang memacu adrenalin. Tips: gunakan sandal gunung, tinggalkan sandal jepit kesayanganmu di homestay bila tidak ingin talinya terputus di tengah perjalanan.

Percayalah hai netizen yang budiman, perjuangan ekstra tadi akan terbayarkan dan rasa lelah akan berubah menjadi perasaan lega dan kagum ketika pemandangan “surga tersembunyi” yang ada di balik bukit tersebut sudah ada di depan mata kita.

Berdiri di tepi pantai Legon Pari, kamu akan menemukan pantai pasir putih yang menakjubkan dengan gradasi warna air laut yang sangat indah, karang yang alami dan lautan yang aman untuk berenang. Yuk nyeburr!!

Dua Hari Satu Malam di Sawarna ini bisa jadi pilihan jalan-jalan yang pas buat short escaping menghilangkan kepenatan sehari-hari.

Posted in Present

Lindungi Kulitmu dari Bahaya Sinar UV dengan Marina Body Essence UV White Extra SPF 30

Sebagai #generasi90an yang hobi bener merhatiin iklan2 tv lawas era tahun 90-an dan juga 2000-an awal, yang kalo dibandingin dengan iklan-iklan sekarang; menurut saya iklan-iklan lawas itu lebih memorable dengan tagline/celotehan2nya yang simpel tapi “kena”. Salah satu contohnya ya iklan Marina Hand & Body Lotion. Dari beberapa versinya yang pernah saya tonton, iklan Marina versi yang satu ini sangat menarik perhatian dan nempel di otak saya; di mana di scene terakhirnya, sang cowo yang saking terpesonanya sama si cewe kece marina, teriak kenceng  “MARINAAAA!” *sayang saya gak bisa nemuin videonya di youtube ataupun situs-situs lainnya. 😦

cuma ilustrasi 😀

Dan.. ternyata beberapa teman saya pun sama-sama sangat notice dengan iklan Marina yang itu, dan selalu kesebut aja kalo misalnya lagi iseng bahas iklan2 lawas. Jadinya gak heran, waktu kebetulan kita sama-sama nerima email undangan buat dateng ke acara Talkshow & Launching dari produk Marina yang terbaru di gedung Tempo Scan Tower 2 Oktober 2014 kemarin, sontak langsung pada excited dan teriak “MARINAAAA!!” 😀

Undangan Ke Launching Marina Body Essence SPF 30

Acara Launching Marina Body Essence UV White Extra SPF 30 ini dihadiri oleh tamu-tamu undangan dari kalangan media dan juga blogger. Tertera di banner undangan, sejatinya dresscode siang itu adalah “touch of orange”, tapi karena bertepatan dengan Hari Batik Nasional, nampaknya banyak undangan yang lupa dengan dresscode dan telanjur menggunakan batik andalan yang non-oranye. Termasuk saya. He he he 😀

Selfie dan Groupfie di @sahabatmarina #sahabatbaru

Setelah disambut pihak panitia acara dan mengisi form registrasi; di ujung lorong lantai 16 tersebut, terlihat beberapa muka blogger kondang yang saya kenali sedang berkumpul di sebuah pojokan, sambil bercengkrama & menikmati hidangan makan siang. Saya pun menyapa mereka, sambil sigap mengintip setiap piring dan melihat apa saja makanan yang sudah mereka pilih . Gak perlu waktu lama untuk membangkitkan selera makan, sejurus kemudian saya pun bergegas menuju meja hidangan makanan, mencicipi semua menu masakan yang tersedia. Hmm.. LEZAT!

enak dan enak banget 🙂

Memasuki sekitar pukul 13.00 tamu undangan dipersilakan untuk memasuki ruang aula tempat dilangsungkannya acara launching. Sebaris dengan tempat duduk saya, teman-teman blogger kondang seperti @titiwakmar @leonisecret @anakustad dan juga @febynonk. MC pun memperkenalkan beberapa bintang tamu yang akan menjadi narasumber talkshow: dr. Gloria Novelita, ahli perawatan kulit; Jessica Mila, si Nayla dalam sinetron Ganteng Ganteng Serigala dan juga Ibu Nina M. Yunianto, Marketing Director PT Barclay Products.

Jadi lebih tahu nih seputar perlindungan kulit

Secara interaktif, MC memandu talkshow seputar kesehatan kulit dan produk Marina dengan inovasi terbaru ini, sehingga saya yang sebelumnya awam soal perawatan kulit, menjadi lebih tahu dan menyadari betapa pentingnya melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan juga bagaimana cara mencegah/melawan efek-efek buruk yang ditimbulkannya. Padahal saya ini bisa dibilang sering panas-panasan di bawah matahari pas lagi traveling. Dan jarang banget pake sunblock/body lotion… paling banter juga lotion anti nyamuk.. he he he

Tips super dari dr. Gloria yang suaranya super adem 🙂

Sebelum diakhiri dengan sesi tanya jawab, talkshow diselingi dengan demo percobaan yang dilakukan oleh dr. Gloria untuk membuktikan keunggulan Marina Body Essence UV White Extra SPF 30 serta manfaatnya untuk kulit.

Percobaan Marina Body Essence SPF 30

Acara peluncuran Marina Body Essence UV White Extra SPF 30 diresmikan dengan ditekannya tombol oleh Bapak Philips Gunawan, selaku Presiden Direktur PT Barclay Products.

(kiri-kanan) dr. Gloria Novelita, Irish Bella, Phillips Gunawan, Nina M. Yunianto, dan Jessica Mila berpose dengan produk baru Marina Body Essence UV White Ekstra SPF 30

Di saat bersamaan pula, Marina memperkenalkan Irish Bella sebagai brand ambasador produk Marina Body Essence UV White Extra SPF 30. “Kami merasa Irish Bella mampu memberikan inspirasi bagi perempuan muda Indonesia untuk memiliki kulit tampak lebih putih ideal, tanpa gelap & kusam kembali,” tutup Nina mengakhiri acara.

Marina Body Essence UV White Extra SPF 30

Ini dia video iklan Marina terbaru versi Irish Bella. Dan lagi-lagi gak ada scene teriakan “ MARINAAA!!”-nya .. he he he

Mau tahu lebih banyak tentang Marina?

Kunjungi www.sahabatmarina.com

Facebook dan Twitter: sahabatmarina

Posted in Present

6 Barang Yang Harus Dibawa Waktu Traveling Versi #ACESmartTravel

Tentang Kebiasaan Sebelum Traveling

Tiap kali mau ngetrip singkat atau yang agak lamaan, entah itu buat solo travel, duo atau group travel; keluar kota atau keluar negeri,  bagian yang buat saya paling pengen di-skip (padahal penting banget) adalah PACKING. Entah kenapa selalu aja ada perasaan enggan dan malas yang menghinggapi ketika badan ini diperintah untuk PACKING: memilih baju ganti, memasukkan barang ini, menyiapkan peralatan itu.. wah PEER bener! Pengennya langsung di-fastforward ke bagian nenteng travel bag – boarding – duduk manis sepanjang perjalanan. 😀

Suka atau nggak, perkara PACKING ini menjadi satu yang bisa bikin trip traveling kita menjadi menyenangkan, atau bisa juga menjadi menyusahkan. So, kita memang harus bisa menyisihkan waktu — dan juga tenaga+pikiran – untuk memastikan bahwa barang-barang yang kita bawa selama trip adalah barang-barang yang berguna, dibutuhkan, praktis dan tidak menuh-menuhin travel bag.

Tentang Mampir Ke ACE Hardware

Beberapa waktu yang lalu saya sempat mampir ke ACE Hardware di bilangan Jalan Radio Dalam Jakarta Selatan. Seperti biasanya, setiap saya mengunjungi tempat itu, saya bagaikan sedang berada di wonderland; setiap sudutnya menyuguhkan koleksi barang-barang yang selalu saja memberi inspirasi dan motivasi diri untuk menambah check list yang berjudul: “ Things to Have in Your Home by Age xx* ” umur disembunyikan 😀 –

Nah di kunjungan ke ACE Hardware kali itu, saya membuat check list baru: #ACESmartTravel yang mana berhubungan dengan traveling, dan tentunya bisa mempermudah saya dalam menunaikan kewajiban PACKING. Semua barang-barang ini bisa didapatkan di ACE Hardware mana saja di Indonesia lho. 🙂

“6 Must Things to Bring When You Travel #ACESmartTravel”

4 Wheel Trolley Bag

Untuk kenyamanan saat traveling, udah paling bener kalau kita menggunakan 4 Wheel Trolley Bag ini sebagai wadah semua barang-barang kita. Selain lebih spacious dan lebih aman dengan bahan materialnya yang solid, tentunya mudah dibawa-bawa jika kita harus beberapa kali transit dari satu tempat ke tempat yang lain. Ada baiknya kita memilih trolley bag yang ukurannya sesuai dengan kapasitas kabin pesawat.

Backpack

Ngetrip itu belum lengkap kalau gak bawa ransel/backpack, untuk menampung barang-barang pribadi yang menurut kita penting untuk dibawa kemana saja selama traveling.

Rain Cover Bag

Cuaca memang bisa diprediksi, tapi keakuratannya gak ada yang bisa jamin. Jadinya, untuk mengamankan tas ransel kita dari kemasukan air ketika hujan deras datang tiba-tiba,  udah paling bener bungkus ransel kita itu dengan rain cover bag yang 100% anti air.

Spacemaker

Alat ini berguna banget mengurangi space di trolley bag/ransel supaya gak terlalu padet dan ngegembung, khususnya untuk baju-baju kasual kita; seperti kaos, sweater.

Terminal Colokan Listrik + General Adaptor 

Di era komunikasi digital seperti sekarang ini, siapa sih yang gak mau gadgetnya selalu online terus? Dan yang paling kesel adalah, ketika udah nemu colokan listrik, ternyata type socketnya beda sama kabel listrik bawaan kita. Nah,  untuk antisipasi gadget-gadgetnya supaya gak miskin battery, terminal listrik + adaptor general ini tentu akan berguna sekali. He he..

Padlock Combination

Pada kondisi-kondisi tertentu, kita perlu mengamankan koper/backpack kita dengan gembok ekstra. Gembok dengan penguncian nomer kombinasi adalah pilihan yang paling tepat dan praktis.

Sebenarnya masih banyak lagi barang-barang menarik di ACE Hardware yang bisa saya masukkan dalam check list #ACESmartTravel namun 6 item di atas itu menurut saya adalah item-item yang bisa membuat trip kita menjadi lebih efisien. Satu tambahan tips agar dapat bertraveling dengan smart dan gak ribet adalah: gunakan semua fitur dan apps yang ada di smartphone kita dengan semaksimal mungkin. 😉

Kunjungi http://www.acehardware.co.id/ untuk tahu lebih banyak tentang koleksi barang-barang super helpful yang ada di ACE hardware

Posted in Present

Dengan Mandiri e-Cash: Ponselmu, Uangmu!

Beberapa hari belakangan ini, tiap saya scroll timeline Twitter saya si @adhistwd, sering banget saya melihat tweet-tweet akunnya @mandirifiesta yang woro-woro tentang mudahnya penggunaan Mandiri e-cash untuk berbagai transaksi elektronik, terutama untuk membeli tiket konser Bruno Mars dengan harga promo.

NO, bukan gimana caranya biar bisa jadi yang paling duluan untuk rebutin tiket konser Bruno Mars seharga 10ribu yang bikin saya penasaran. Tapi seberapa gampang dan mudahnya sih si mandiri e-cash ini, dan apa aja yang bikin beda kalau dibandingin sama produk-produk perbankan berbasis mobile keluaran Bank Mandiri lainnya? (saat ini saya memanfaatkan Mandiri SMS dan Mandiri Mobile)

Akhirnya di siang ini saya tergerak untuk mencoba mengunduh aplikasi mandiri e-cash di Play Store via smartphone Android saya, sementara untuk Mandiri SMS & Mandiri Mobile saya install di HP Blackberry.  Sengaja saya bedakan devicenya, agar saya bisa merasakan dengan jelas perbedaannya.

Setelah selesai diunduh, ketika aplikasi Mandiri e-cash dibuka untuk pertama kali, akan ada beberapa form data yang harus kita isi, seperti Nama Lengkap, Nomor HP, Tanggal Lahir, Alamat Email dan juga PIN yang harus selalu diingat karena akan kita gunakan sebagai kode untuk dan juga untuk otorisasi setiap transaksi yang akan dilakukan. Ikuti saja petunjuk-petunjuknya. Gampang ko.

Supaya bisa melakukan transaksi, tentunya kita harus mempunyai saldo Mandiri e-cash. Ada beberapa pilihan untuk mengisi saldo Mandiri e-cash. Dan jangan sedih, anda tidak harus menjadi nasabah Bank Mandiri, siapa saja yang memiliki ponsel beserta nomor GSM yang aktif, bisa menggunakan Mandiri e-cash ini. Keren kan?

Untuk kali  ini, saya mencoba mengisi mandiri e-cash dengan menggunakan layanan transfer/debet dari Mandiri SMS, yang dilakukan dari HP dengan nomor GSM yang telah didaftarkan sebelumnya.

Hore! Akhirnya saya mempunyai saldo sebesar Rp. 50.000 di aplikasi mandiri e-cash! 🙂

Transaksi perdana saya dengan mandiri e-cash ini saya gunakan untuk membeli pulsa 😀

Dalam beberapa kali klik saja (tentunya setelah mengisikan PIN sebagai otorisasi transaksi), pulsa saya berhasil terisi dan bertambah! Gak pake lama dan juga gak kena potongan pulsa untuk  setiap SMS notifikasi yang masuk.

Gak salah sih dinamain Mandiri e-cash, inovasi alat bayar uang elektronik yang mengkolaborasikan teknologi terkini dengan perangkat ponsel. Dengan layanan ini, membuat kita semakin menghargai keberadaan ponsel yang kita miliki. Karena ponsel kini tidak hanya sebagai alat komunikasi,tapi sudah bisa digunakan sebagai alat transaksi. Ponselmu, uangmu! 😀

Mandiri e-cash melengkapi “amunisi” saya untuk membantu memenuhi berbagai kebutuhan transaksi yang sebagian besar saya lakukan secara online. Bayar transaksi online? Gampang,, Mandiri e-cash saja!

Untuk mengetahui lebih lengkap dari A sampai Z tentang mandiri e-cash bisa dilihat di situs http://mandiriecash.co.id/

dan.. sebagai penutup.. ehemm.. izinkan saya numpang nampang selfie narsis di sini yaa 😀 *uhuk*

mandiri e-cash itu…